Menjadi permasalah jika
keyakinannya berbeda dan menganggap yang ‘salah’ adalah bukan teman dan
dikelompokkan seperti musuh, bahkan dianggap pahlawan jika ada yang bisa
mengalahkan atau menyingkirkan orang-orang yang tidak se-keyakinan. Mempertahankan
keyakinan bahwa ia dan kelompoknya lebih baik dari yang lain kadang dibuktikan
dengan kekuatan fisik, kekerasaan, pemaksaan kehendak kelompok lain untuk
mengakuinya.
Keyakinan merasa lebih baik dari
kelompok lain bisa berupa; agama, ras, golongan, partai politik, kasta,
keturunan. Pada pengelompokan kasta dan keturunan, masih banyak yang
mengakuinya bahwa terlahir dengan kasta dan keturunan tertentu sudah menjadi
takdir yang tak bisa ditolak. Bagi kasta rendahan, mereka hanya bisa berupaya
untuk lebih baik dari kasta yang mau tidak mau sudah disematkan pada hidupnya
sejak lahir. Mereka bisa lepas dari kutukan itu jika keluar dari adat tersebut.
Ia bisa saja punya perekonomian lebih baik atau lebih kaya dari kasta-kasta di
atasnya, tapi titel kasta tak bisa dilepaskan jika Ia masih dalam ‘rumah’ adat
tersebut.
Rasa harus mempertahankan
keyakinan, menjadi tunas sebuah konflik antara keyakinan lain yang berbeda, yang
satu sama lain merasa berkeyakinan paling baik dariapada keyakinan kelompok
lain. Memasukan pada ruang pikir bahwa perbedaan itu hal biasa karena perbedaan
latar belakang dan landasan berpikir yang berbeda-beda setiap orang, sangat
sulit dan harus berhati-hati jika ingin berhasil. Rasa selalu ingin
membanggakan tentang keyakinannya menutup pintu pikir jika di sisi lain ada
juga orang yang berpikir sepertinya dengan berbagai argumen untuk memperkuat
rasa bangganya.
Beradunya pikiran tentang lebih
baik keyakinannya dari yang lain dan mempertahankannya adalah sebuah kehormatan,
melahirkan jiwa pahlawan untuk bertarung secara fisik jika ada yang melukai
keyakinannya. Tak jarang timbul terjadinya bentrok fisik dan bentrok verbal antar
kelompok yang berbeda keyakinan pada kelompok perguruan beladiri, politik, agama
dan adat. Tak terkecuali juga perseteruan karena perbedaan aliran dalam “rumah”
satu agama. Saling merasa berkeyakinan paling baik, melahirkan berbagai argumen
yang argumen itu ditopang oleh argumen lain untuk memperkuat keyakinannya. Mereka
bertengkar diberbagai platform dan pertengkaran itu melahirkan kreatifitas
berargumen. Mengelola pertengkeran verbal supaya tidak berlanjut menjadi
pertengkaran fisik, memerlukan pembujukkan yang menyejukkan dengan tidak
menimbulkan ketersinggungan.
Perang yang sedang dan telah
terjadi di dunia, timbul karena keyakinan yang berbeda di masing-masing pihak. Timbul
rasa bangga jika dapat mengalahkan orang lain yang telah dijadikan musuh karena
perbedaan keyakinan dan tidak mau ikut kehendaknya. Perang dengan penuh tega melupakan
rasa manusiawi. Mengalahkan musuh lebih penting dari hal apapun. Keyakinan,
akan terus mendukungnya untuk mengalahkan, menghancurkan dan melenyapkan keyakinan
lain. Keyakinan menjadi alat penting untuk saling membunuh dan saling
mempertahankan.
Wnj, 06:20 23012025