Meskipun otak manusia mempunyai kapasitas penyimpanan 1 juta gigabyte, lupa adalah hal yang wajar. Tingkat lupa seseorang berbeda-beda satu sama lain. Menggungah ingatan pun berbeda-beda. Jika file yang disimpan di perangkat komputer bisa mencari dengan menulis judul file pada kolom pencarian, pada manusia bisa memakai clue supaya ingatannya menuju pada sesuatu yang lupa. Cara lain supaya manusia tidak lupa segala apa yang terpikirkan dan perlu diingat adalah dengan di tulis.
Sejarah manusia yang terjadi puluhan atau ratusan yang lalu, turun temurun mengalir lewat tulisan. Itulah sebabnya jaman sejarah dimulai ketika manusia menemukan tulisan yang simbol-simbolnya disepakati sebagai penanda dari ucapan manusia. Ucapan manusia sebagai alat komunikasi, sebagai alat bertutur satu sama lain, akan sangat mudah hilang jika tak ditulis. Mengandalkan daya ingat, sebuah kejadian akan berubah ceritanya jika disampaikan dari generasi ke generasi, karena dalam penyampaian akan sangat dipengaruhi oleh si penutur. Banyak faktor yang bisa menyebabkan penyampaian itu berubah dalam perjalanan penuturan; wawasan, keyakinan, agama, tujuan, keinginan, bahasa, kekuasaan dan penguasa.
Jika sejarah manusia dengan segala kebudayaannya tidak dicatat dalam bentuk tulisan, akan banyak sekali simbol-simbol yang tak terbaca dan terus menjadi misteri. Pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab akan selalu muncul dari generasi ke generasi.
Sebagai penghibur, gaya penulisan menjadi seni tersendiri dan menjadi sebuah keindahan bagi si penulis dan si pembaca. Tulisan yang sebelumnya hanya sebagai pencatat pesan, menjadi ruang untuk menghibur bagi manusia. Bagi penulis, menulis menjadi kegiatan yang menyenangkan. Ada kepuasan tersendiri jika berhasil menyelesaikan sebuah tulisan. Apalagi jika yang membaca ikut terhibur.
Menulis juga sebagai pengingat. Sering sekali jika kita mempunyai ide yang muncul tiba-tiba, hanya diingat-ingat dan beranggapan besok-besok pasti muncul lagi, ternyata lupa sama sekali meski sudah susah payah mengingatnya.
Menulis itu sebagai sikap rendah diri kalau daya ingat kita tak selalu seperti yang kita harapkan.
Djayim, 20:23 10012024.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar