Pemerintah Sri Lanka menyatakan negaranya bangkrut, Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa pun dikabarkan mundur dari jabatannya, pada Jum’at 15/7/2022. Saya kira yang bisa bangkrut itu sebuah perusahaan yang harus membayar karyawannya. Bangkrut karena nggak bisa lagi memberi upah karyawannya dan tanggungan lain yang berbentuk uang. Dan karyawannya belum tentu bangkrut karena akan ada lagi sumber penghasilan lain yang bisa membuat bertahan hidup. Bangkrut ditautkan dengan ketidak-bisaan mempertahankan keberlanjutan sebuah organisasi dengan normal dengan standar tertentu yang disepakati. Dan, negara yang tidak bisa menjalankan roda organisasi pemerintahan untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya dinyatakan bangkrut. Negaranya bangkrut, tetapi rakyatnya secara individu tidak semuanya bangkrut. Masih banyak cara untuk bertahan hidup.
Bangkrut itu karena kebutuhan yang tak tercukupi. Sedangkan kebutuhan itu bisa diatur sesuai dengan keadaan. Jika seseorang mampu mengendalikan keinginan dan lebih mementingkan kebutuhan yang diperlukan untuk bertahan hidup, bangkrut bisa dihindari. Itu jika hanya individu. Dan jika semua individu hanya mementingkan sekedar untuk bertahan hidup, sebenarnya manusia hanya butuh makan, tempat bernaung dan sedikit pakaian. Keinginan dan rasa kebagiaanlah yang membuat manusia menciptakan begitu banyak alat yang kemudian membuat semua orang dibikin repot oleh iklan-iklan.
Dahulu, menurut sejarah manusia, nenek moyang manusia adalah sekelompok pemburu pengumpul (Sapiens, Yuval Noah Harari). Mereka memburu hewan dan tumbuhan, dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dalam jangka waktu tertentu, kemudian berburu lagi untuk dimakan dan dikumpulkan sebagai persediaan. Jika manusia mencari kebutuhan hidup hanya sekedar untuk bertahan hidup dan beranak pinak, tak sebegitu banyak peralatan yang ada seperti sekarang untuk memenuhi kebutuhan keinginan manusia. Makanan dan obat-obatan sudah ada disediakan oleh alam. Bahkan jika hanya sekedar untuk bertahan hidup dan beregenerasi, pindah tempat sedikit saja, akan menemukan bahan baru untuk hidup. Di banyak suku pedalaman, masih berkehidupan dengan cara tradisional dan menjaga adat istiadat nenek moyangnya. Manusia modern yang merasa lebih pintar dan maju, menganggap mereka tertinggal peradaban. Dan dalam sebuah alur siklus, manusia modern sekarang akan dianggap kuno oleh generasi manusia berikutnya.
Rasa penasaran dan keinginan manusia itulah kemudian lambat laun merubah cara hidup dan gaya hidup. Berbagai macam alat dan perangkat diciptakan untuk mempermudah dan mempercepat keinginan manusia terpenuhi. Hal-hal yang sebelumnya tidak perlu pun berangsur menjadi kebutuhan wajib. Pabrik-pabrik didirikan memproduksi alat-alat bantu untuk manusia dan banyak orang yang tergantung pada kelangsungan pabrik tersebut. Jika hasil produksi pabrik tidak ada yang beli dan tidak dapat menghasilkan uang, karyawan akan tidak dapat gaji dan tidak dapat membeli kebutuhan hidupnya. Sampai kemudian, jika pun punya uang tapi tidak ada barang yang bisa dibeli untuk keperluan hidupnya, ia akan mencari cara baru untuk mendapatkan sesuatu yang bisa dimakan. Maka manusia akan menjadi pemburu, pengumpul dan bercocok tanam lagi. Meski bercocok tanam dan tidak nomaden itulah awal mula manusia mengembangkan teknologi yang terus merambat menjadi seperti sekarang ini.
Jadi, bangkrut itu karena ketergantungan pada pihak luar yang memenuhi kebutuhan untuk hidup yang macamnya terus bertambah. Jika manusia tidak butuh pesawat angkutan, bahan bakar minyak bukan sebuah permasalahan jika tak ada. Jika tak ada televisi, smartphone dan internet, rasa penasaran manusia untuk melihat dan menikmati tempat-tempat wisata tidak seperti sekarang ini. Jika manusia tidak butuh lampu penerang di malam hari dan berbagai peralatan elektronik seperti sekarang ini, listrik bukan menjadi hal penting untuk kebutuhan manusia.
Semua perlu keberlanjutan untuk hidup dan saling ketergantungan. Iklan-iklan bermunculan untuk mengeruk uang dan jika tidak sesuai perhitungan pendapatan, produsen bangkrut. Jika semua yang ada di dunia bangkrut, manusia akan kembali menjadi pemburu dan pengumpul lagi. Hidup berdampingan dengan alam yang alami.
Jika sebuah negara bangkrut dan menyatakan diri tidak lagi menjadi sebuah negara, kemudian rakyatnya hidup hanya sekedar bertahan hidup dengan mencari kebahagiaan dengan cara mereka sendiri, kehidupan akan terus berjalan sesuai dengan kemampuan beradaptasi dengan alam. Ketergantungan terhadap kelompok lain akan menipis dan alam menjadi sumber makanan untuk keberlangsungan hidup.
20:13 17.07.2022
Jangan bangkrut! takqwa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
BalasHapus