Mengunggah tulisan, foto, video, dan suara pada jaman serba internet, semua orang yang nggak gaptek, bisa melakukannya. Asal menulis, hampir semua orang bisa, tetapi untuk menghasilkan tulisan yang baik dan enak dibaca perlu keahlian tersendiri. Lain halnya dengan merekam video, memfoto atau merekam suara, asal tahu aplikasi yang bisa dipakai dan tahu tobol-tombol yang harus dipencet, aktivitas merekam bisa dilakukan. Dan, internet siap manampung semua konten yang di upload, walau kemudian ada yang segera di down oleh operator jika mengandung konten yang tidak semestinya atau melanggar aturan yang diterapkan pada negara tertentu. Hanya dengan sentuhan jari, selesai upload seluruh jagat raya yang terkoneksi internet dapat melihatnya. Tak peduli apakah sengaja mengupload atau tidak sengaja, dunia digital telah mencatatnya dan jejak digital telah tergores.
Pengupload bisa saja kemudian memutuskan untuk menghapusnya, tapi jika ada pihak lain yang sudah mendownload atau menscreenshot dan menyebarkan ulang, kita hanya berharap semoga tidak terjadi apa-apa dengan apa yang kita upload.
Dengan mengunggah sesuatu ke internet ( media sosial dll ), semua tanggapan dan komentar yang muncul harus diterima karena kita tidak bisa mengendalikan semua orang yang membaca atau menonton yang dengan latar belakang dan kepentingan yang berbeda-beda.
Menanggapi dengan emosi komentar atau tanggapan yang tidak sesuai keinginan kita, akan menjadi semakin menambah dalam rasa jengkel dan menumbuhkan emosi baru yang bisa saja tak terkendali. Menyampaikan klarifikasi bisa menjadi salah satu cara untuk memberi pencerahan pada orang yang berkomentar atau menanggapi tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Tak jarang sebuah klarifikasi di tanggapi lagi dengan komentar yang lebih menyakitkan dan mengaduk-aduk ruang emosi. Atau terkadang sebuah komentar yang sepertinya dengan sengaja diarahkan untuk menyerang dan menyudutkan. Pertengkaran di dunia maya pun menjadi hal yang sering kita lihat dengan berbagai macam permasalahan, atau bahkan berawal hal-hal yang sepele pun bisa menjadi hal yang diperkarakan di ranah hukum.
Eksistensi diri menjadi dorongan yang kuat untuk menguplod foto, video dan tulisan. Seringkali rasa ingin itu menafikan resiko yang akan diterima, dan tersentak kaget saat muncul penolakan atau ketidaksenangan yang menyerang. Jika takut dengan segala resiko dari apa yang kita uplod , akan lebih aman jika di simpan dalam storige pribadi untuk dinikmati sendiri. Jika ingin orang lain tahu, bersiap saja untuk menerima apapun tanggapan orang yang tidak bisa kita kendalikan.
Jejak digital tidak seperti catatan dalam kertas yang bisa saja di hapus atau di buang, ia akan muncul di seluruh ruang dan waktu, dan tercatat kuat.
21:04 21.12.21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar