Halusinasi berbeda
dengan khayalan. Atau sebagian orang menyamakan antara halusinasi dengan
khayalan, dan menurut saya itu berbeda. Halusinasi itu sebuah bangunan rekaan
peristiwa pada ruang dan waktu yang disediakan oleh pelaku dengan sesukanya. Sedangkan
khayalan adalah membangun dan menciptakan sendiri harapan-harapan yang dirasa
tak mungkin dicapai, belum tercapai atau bahkan sama sekali jauh jangkaunnya
dari hal sebenarnya. Halusinasi dan khayalan dibangun dalam alam pikirannya
untuk memenuhi hasrat, menghibur diri, melepaskan tekanan batin karena
keinginan tak tercapai dan keinginan untuk menciptakan suasana yang bangunan
dan tatanan yang ada didalamnya sesuai dengan keinginannya.
Jika halusinasi
yang muncul bisa dikendalikan, disampaikan dengan lisan atau tulisan yang
menarik, bisa menjadi cerita atau novel yang mengasyikan. Akan timbul masalah
jika halusinasi itu di kaitkan dengan sejarah, adat budaya yang tidak sesuai
dengan yang telah dipercayai banyak orang, dan halusinasi itu di sampaikan ke
publik. Halusinasi sekontroversial apapun, jika dikonsumsi sendiri tak akan
enjadi masalah di masyarakat. Seseorang yang merasa jadi raja diraja dari
sebuah kerajaan yang dibangun diwilayah istana halusinasinya, tak akan
dipersoalkan jika tak ada yang merasa dirugikan.
Halusinasi dan
khayalan bisa dikolaburasikan untuk menghibur diri karena lelah
harapan-harapannya datang tak sesuai harapan. Ini akan menjadi pintu solusi
lain dari harapan yang tak sampai dan tak kunjung datang. Jika berhalusinasi
dan berkhayal bisa menghibur diri dengan hanya meluangkan waktu, kenapa tidak
dimanfaatkan? 24012020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar