berharap itu lumrah, manusiawi, wajar tanpa pengecualian. Berbuat sesuatu
tanpa punya harapan itu sebuah keistimewaan yang lebih ke arah anomali. Bahkan
berbuat sesuatu dengan sangat ikhlas pun, masih berharap kepada Alloh SWT yang
akan membalasnya. Berharap kepada Alloh SWT dalam kontek ikhlas pun, masih
berharap lagi, semoga Alloh memberikan seperti yang diharapkannya.
Ketika harapan tidak sesuai dengan keinginan, akan lahir sebuah
kegelisahan. Kegelisahan akan membuat siksaan baru jika harapan yang tidak
sesuai dianggap sebagai kesialan. Lebih parah lagi ditambah dengan diingatnya
kesialan-kesialan lain di masa lalu yang sengaja di hadirkan agar anggapan
dirinya itu “sial” itu benar-benar sial.
Berpasrah diri sebagai cara untuk membuang kegelisahan. Pasrah dengan tidak
melakukan apa-apa adalah sebutan yang tidak tepat untuk disebut ‘pasrah’.
Melakukan sesuatu dengan maksimal dan terus berusaha dengan menikmati proses
usaha, menjadikan setiap waktu yang dilalui menjadi terasa berguna dan nikmat. Berdoa
sebagai arah harapan yang kita inginkan, sebagai peyakin diri, karena
sesungguhnya subyek yang kita mintai, sudah tahu apa yang kita harapkan.
Itu kegelisahan berkesinambungan dengan harapan pada individu.
Lebih melebar, harapan beberapa orang, sekelompok orang atau orang-orang
yang berkelompok karena ada kesamaan keinginan pada suatu tatanan sosial masyarakat
atau lebih luasnya dalam cakupan negara dan bangsa, menjadi sebuah tarik
menarik kepentingan dalam menentukan arah kebersamaan dalam sebuah wadah negara
dan bangsa. Dalam kebersamaan itu diperlukan pengorbanan banyak pihak karena
tidak semua harapan dan keinginannya terpenuhi secara utuh. Ambil jalan tengah,
menjadi solutif yang tak memberi kepuasan semua pihak dan masih berpotensi
lahir kegelisahan.
Sebuah kegelisahan yang di rasa bagi sekelompok orang yang berpandangan dan
berkeinginan sama atau setidaknya mirip, akan muncul aksi protes agar apa yang menjadikannya gelisah diperbarui seperti apa yang diinginkan. Dan, tidak semua
keinginan akan terpenuhi, karena banyak pihak yang berkeinginan dan
berkepentingan dengan argumen yang berbeda-beda.
Akan tetap ada kegelisahan sosial, ketika masih ada perbedaan dalam suatu
wadah bernegara dan kemungkinan unjuk kegelisahan dengan berdemontrasi menjadi
hal yang bukan mustahil jika cara dialog berakhir buntu.
Selama masih ada perasaan harapan akan diiringi pula sebuah kemungkinan
kegelisahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar