“Bang, dengar-dengar
masuk institusi itu harus bayar mahal sekali yah..?”
“Institusi yang mana?”
“Yang itu.” Sembari
memberi kode.
“Kata siapa. Kemarin saya masuk kesana tidak harus bayar. Biasa-biasa
saja dan tidak harus begitu.”
“Maksudnya, jika
pengin jadi anggotanya.”
“Oh. Kamu tahu dari siapa. Harus ada bukti lho.”
“Dari orang-orang. Sudah
jadi rahasia umum bang.”
“Yang bener. Coba, pernah nggak kamu tanya sama orang-tuanya
yang anaknya masuk institusi itu.”
“Ya nggak bakalan
ngaku bang. Itu kan aib dan juga melanggar hukum.”
“Nha, terus kamu tahu dari mana? Hati-hati lho. Kamu bisa
dilaporkan kasus pencemaran nama baik. Itu bisa dikataka fitnah, karena tak ada
buktinya.”
“Tapi kan, sudah
banyak yang tahu.”
“Ada buktinya nggak?”
“Iya yah bang. Seandainya
iya pun, kan pelaku pasti menyembunyikan bukti-buktinya. Tapi sepertinya benar
begitu bang. Kalau pengin masuk kesitu, jadi anggotanya harus ada uang banyak,
meski tidak semuanya. Kan mereka juga butuh orang-orang yang benar-benar
kompeten.”
“Lho, kamu bisa tahu tidak semuanya?”
“Itu perkiraan bang. Kan
ada yang bisa masuk dengan benar-benar murni. Ada juga sih bang, yang katanya
titipan bos-bos.”
“Tahunya murni? Tahunya titipan? Kamu tahu dari mana?”
“Latar belakangnya kan
bisa dilihat, bang?”
“Apa kamu punya bukti?”
“Nha, itu bang. Bukti nggak
ada, Cuma perkiraan dari fakta yang ada. Tapi, ada juga yang pelakunya keprucut
omong, begitu..”
“Hati-hati lho, bicara begitu. Kamu bisa kena pidana.”
“Pidana bang?”
“Iya.”
“Hih.”
“Makanya kalau ngomong hati-hati. Lihat situasi.”
“Kalau seandaianya
iya, kita harus bagaimana bang, agar cara seperti itu tak terus-terusan
terjadi.”
“Dimulai dari kita saja. Dari lingkungan kita, dari keluarga
kita. Jangan mau membayar jika ikut seleksi.”
“Tapi, kan banyak yang
mau bayar bang.”
“Jika dilingkungan sana dan di keluarga sana juga nggak mau
bayar, kan jadi nggak ada..”
“Tapi itu mustahil
bang. Dalam sekarang ini mustahil.”
“Berniat mulai pada diri kita dulu saja. Yang berbuat curang,
semoga dikaruniai kesadaran dan bisa berubah. Dan, kita memulai dengan yang
baik-baik dari diri kita sendiri. Toh mereka sendiri yang nanggung apa yang
diperbuatnya.”
“Iya yah bang.”
“kalau tidak suka melihat orang lain curang, kita jangan
ikutan curang.”
“Gitu yah bang..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar