karena
perjalanan itu selalu ada tak berhenti
menjaga saja agar
tenaga memberi nafas pada hati,
melaju
melaju
melewati sesuatu tanpa bekas tapak atau banyak bekas
memberi arah dan pertanda dan huruf-huruf yang bisa terlihat
bisa sama sekali tak nampak,
mata hati bisa melihat?.
memberi arah dan pertanda dan huruf-huruf yang bisa terlihat
bisa sama sekali tak nampak,
mata hati bisa melihat?.
tepian itu
hanya pengingat, semua bisa membiarkan, semua bisa mengabaikan
arah itu
bagi yang mau, bagi yang mengerti, bagi yang tak terbebani
bisa juga
membaca arah burung terbang,
atau arah awan berarak pergi menepi langit.
ketika senyum dan tawa kanan kiri mencanda,
atau arah awan berarak pergi menepi langit.
ketika senyum dan tawa kanan kiri mencanda,
menawari untuk sejenak berhenti, mengikat demi sedikit
sampai berhenti, terlena.
”pakaian dan
makananmu tak pantas dan tak cukup, berhentilah sejenak, ini di sini nikmati
bersama kami. kami bisa bernyanyi, bisa menari.”
mendayu, merayu,
menyanyi lagu riang, ringan, berjejer sepanjang tepian. berwarna-warni merayu
rasa. “kau akan sampai juga. tak perlulah tergesa. senja pasti datang tak perlu
diburu. lihatlah kakimu sudah bengkak dan bernanah.”
karena
perjalanan itu selalu ada tak berhenti
hujan itu
penyejuk kulit ketika terbakar matahari, angin itu kipas alam tanpa pamrih
sepenuhnya.
selalu pada
jalan yang di tetapkan, di ujung sana tampak pintu gerbang yang di dalamnya
harum aroma bunga beringsut berkabar ketika bayangan badan telah memanjang ke
timur.
saat masuk
maghrib, masuklah pada taman yang terang benderang meski tanpa lampu satupun.
11NOP2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar