Kita sering mendengar berita tentang uji
coba bom nuklir yang katanya kekuatannya berpuluhkali lipat dari bom yang
menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki pada perang dunia II yang membuat
Jepang menyerah kalah tanpa syarat. Korea Utara negara yang tertutup, sering kali berbangga memberitakan tentan uji
coba senjata nuklirnya. ”Uji bom hidrogen yang
diperintahkan oleh pemimpin Kim Jong-un adalah kesuksesan sempurna dan
merupakan langkah bermakna dalam menyelesaikan program senjata nuklir negara,”
kata pemerintah Korut dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters pada bulan
september 2017 yang lalu. Konon, senjata nuklir itu mampu menjangkau seluruh
dataran benua Amerika. Tak mau kalah gertak, AS pun berujar, “Senjata nuklir Pentagon
akan menyerang Pyongyang jika rezim Kim Jong-un terus mengancam Washington dan
sekutu-sekutunya.”
Nampaknya,
Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara itu mau menunjukan kalau negaranya tak sudi
untuk tunduk pada kemauan Amerika yang ingin terus berpengaruh besar dalam
segala pola kehidupan di seluruh dunia. Segala ancaman dari Amerika dan
sekutu-sekutunya diabaikan begitu saja dan tetap melenggang sesuai dengan
program nuklirnya untuk mempersenjatai negaranya. Luluhlantaknya Irak yang
diserang Amerika dan sekutu-sekutunya dengan dalih Irak tak mau menghentikan
program nukilrnya, tak menjadikan Korea Utara surut dan manut dengan apa yang di’titah’kan Amerika. Dengan gagah, Kim
Jong-un malah terus beruji coba nuklir seperti hendak menantang dan ngiwi-ngiwi.
Kekuasan
dan pengaruh sebuah negara pada hubungan internasional dilandasi kekuatan
sebuah negara menjaga diri dengan berbagai senjata untuk menghancurkan
musuh-musuhnya atau yang dianggap musuh dan membahayakan keberadaannya. Dengan
senjata penghancur yang hebat dan tak terkalahkan, menjadikan sebuah negara tak
takut pada negara manapun dan siap melibas jika ada yang tidak mau tunduk pada
kemauannya. Siapa obyek utama yang dihancurkan? Manusia. Manusia sebagai obyek
utama yang dihancurkan dari proyek berbiaya triliyunan untuk membuat senjata.
Pada tataran primitif, awalnya senjata itu
sebagai alat untuk melindungi diri dan kelompoknya dari kemungkinan diserang
hewan buas. Dengan bertambahnya populasi manusia dan semakin melebarnya daerah
kekuasaan setiap kelompok, menjadikan setiap kelompok berusaha menjaga
eksistensinya dan menjaga agar tidak menjadi jajahan daru kelompok lain.
Kelompok-kelompok ini berkembang menjadi sebuah kerajaan dengan segala tata
aturan dan kepercayaan yang diyakini dan ditaati bersama dalam batas-batas
wilayah tertentu. Dan untuk menjaga kelanggengan kelompoknya, dibentuklah
pasukan yang siap menjaga dari serangan kelompok lain yang ingin menguasainya.
Dan senjata menjadi alat bantu utama untuk menjaga diri dan kelompoknya.
Kemudian, menjaga diri terasa tak cukup.
Keinginan untuk menguasai orang lain atau kelompok lain menjadikan manusia
berusaha untuk menciptakan alat / senjata, agar orang atau kelompok lain merasa
tidak berani untuk menyerang. Fungsi senjata tak lagi hanya untuk bersiap
mempertahankan diri jika ada pihak lain mengganggu atau menyerang, senjata juga
dibuat untuk membuat takut pihak lain dan juga agar tunduk dan mau pada apa
yang diinginkannya. Itulah makanya sebuah kelompok, negara atau persekutuan
berlomba-lomba membuat senjata yang mampu menghancurkan pihak diluarnya.
Senjata itu benda mati. Untuk mengoperasikan perlu makhluk hidup ( tentunya
ini manusia ) dan operator itu perlu keahlian khusus dan terlatih. Membuat senjata itu perlu biaya, pembuat senjata
perlu dibiayai, operator senjata perlu biaya. Semua yang berkaitan dengan kekuasaan, kekuatan dan pengaruh,
untuk mencipta dan mempertahankannya perlu biaya. Jika dihitung seluruh biaya dari kegiatan awal
pembuatan senjata ( penelitian dsb ) sampai uji coba untuk mengetahui
keberhasilannya, maka akan muncul sebuah biaya yang sangat besar. Belum lagi biaya para operator senjata dan pasukan tentara
dengan segala perlengkapan pendukungnya.
Kenapa
semua negara, semua orang, tidak bersatu sepakat untuk tidak saling merebut
kekuasaan, bersepakat untuk saling menghargai, bersepakat untuk tidak
menyakiti, bersepakat untuk saling kasih mengkasihi, bersepakat untuk hidup
damai berdampingan, bersepakat untuk tidak ada perang, bersepakat untuk tidak
merasa lebih unggul dari yang lain. Kenapa
ego-ego itu terus menerus muncul dan seperti dipupuk dan dipelihara di setiap
individu dan kelompok. Kenapa
biaya-biaya itu tidak untuk menyejahterakan umat manusia saja? Kenapa ego-ego untuk berkuasa itu tak pernah hilang?
Karena
berkuasa itu menyenangkan dan nikmat.
Kenapa
tak ada yang mau dengar syair lagu Pesawat Tempur-nya Iwan Fals
................
...............
Oh..
ya andaikata dunia tak punya tentara
Tentu
tak ada perang yang makan banyak biaya
Oh...ya
andaikata tak punya tentara
Tentu
tak ada perang yang makan banyak biaya
Oh... ya andaikata dana perang buat diriku
Oh... ya andaikata dana perang buat diriku
Tentu
kau mau singgah bukan cuma tersenyum
Kalau
hanya senyum yang engkau berikan
Westerling
pun tersenyum
................
................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar