Berpose untuk dipampang di pinggir jalan dan di banyak
tempat, pasti dibuat sebagus mungkin demi untuk menciptakan daya tarik bagi
siapa saja yang melihat. Pose gambar yang dipilih dari sekian banyak foto,
tentu dengan berbagai macam pertimbangan. Pada sebuah iklan produk, pose personal
( model iklan ) yang menawarkan produk sekedar sebagai ‘jalan masuk’ bagi
produk yang ditawarkan. Pada iklan calon kepala daerah ( Kada ), photo yang
terpampang itulah yang harus membuat si pelihat tertarik dan mendukung.
Ada yang bergaya santai dengan senyum. Ini mungkin sedang
menyampaikan pesan, saya orangnya ramah, welcome, dekat dengan siapa saja dan
siap menjadi pemimpin yang memperhatikan rakyatnya.
Ada yang pasang muka serius, berpeci, bersorot mata tajam
mentap sedikit tinggi tanpa dipoles senyum. Tak ada background yang warna
warni. Sebuah keseriusan dan ketegasan terkesan pada posenya.
Ada yang berpose dengan memakai jas hitam, berdasi, memakai
peci dengan tanpa senyum, bersorot mata datar. Kesan yang terbaca, saya juga mencalonkan
diri jadi kepala daerah lho...
Ada yang tersenyum yang cukup lumayan akting senyumnya,
dengan mata menatap sedikit tajam agak redup. Dan berkesan, ayo dukung aku,
karena aku yang siap dan paling bisa.
Ada yang seperti foto KTP dengan di iringi tulisan program unggulan normatif. Tak bayak
kesan yang bisa terbaca, hanya kita bisa menebak kalau orang ini juga ikut
memproklamirkan diri sebagai calon kepala daerah.
Ada juga yang berpose memakai peci seolah sedang berbicara di
belakang meja di depan banyak orang, memegang mik dan menengok sudut 450
tapi bibirnya tertutup seperti tidak sedang ngomong apa-apa juga seperti tidak
sedang memperhatikan apa. Kesan yang ada, saya biasa ngomong di depan banyak
orang, tapi ini foto bukan lagi ngomong di depan banyak orang dan saya
mencalonkan diri jadi kepala daerah.
Dan semuanya bersimpan makna, jadi kepala daerah itu nikmat,
makanya saya pengin mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar