Berdo’a itu berharap atau meminta pada Tuhan agar cita-cita,
keinginan, harapan, menjadi kenyataan sesuai dengan keinginan. Tuhan itu sebuah
subyek yang mempunyai kekuasaan maha luas dan maha segalanya untuk menentukan
tata kehidupan dan semua yang ada di alam raya. Bagi orang yang percaya Tuhan,
meminta sesuatu saat semuanya seperti
buntu dan tak tahu mana jalan yang harus dipilih, berdo’a, bisa menjadi
obat untuk keluar dari kegelisahan. Melepas lelah dan bersandar pada kekuatan
yang maha tahu mana yang terbaik untuk keseluruhan kehidupan.
Orang yang tak
percaya Tuhan, pernahkah ia berdo’a? Jika ia berdo’a, pada sosok siapakah ia
memohon sebuah harapan untuk terkabulkan? Semoga-nya orang atheis apakah hanya
sebuah harapan tanpa merasa ada kekuatan lain yang bisa berpengaruh pada sebuah
kejadian. Apakah sebenarnya ia percaya adanya Tuhan, hanya tidak mau melakoni
segala perintah Tuhan yang terwadahi pada sebuah ajaran yang disebut agama.
Jika seorang atheis benar-benar tidak percaya Tuhan dengan
segala kekuasaannya, berarti ia hidup hanya bertanggung jawab pada kehidupannya
di dunia, dan dunia menjadi segalanya untuk kesempatan sekali saja. Lahir dari
rahim ibu, bagi seorang atheis, mungkin saja dianggap hanya sebuah proses
alamiah dan tak ada campur tangan Tuhan. Tak ada nasib dan tak ada takdir. Pernahkah
mereka berharap untuk percaya adanya Tuhan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar