PIALA
AFF U-18 MYANMAR 2017 ( 15 September 2017 )
Saya menyebutnya demikian, kartu merah bodoh. Saya kira
semua pemain sepak bola sudah dikasih tahu kalau bertindak menyikut dengan
sengaja akan kena kartu. Ringannya kartu kuning, fatalnya kartu merah. Sebuah tindakan
yang berakibat pelanggaran yang membuahkan kartu dari wasit, seharusnya
dihindari. Meski ada pelanggaran yang dimaklumi yang dinamai pelanggaran
profesional, profesional fault. Pelnggaran
profesional itu biasanya dilakukan, jika dibiarkan pemain lawan menguasai bola, prosentase
kemungkinan terjadinya gol, besar.
Nha, yang ini, yang dilakukan Saddil Ramdani? Pemian
yang membuat gol indah ketika ikut timnas U-22 melawan timnas Philipina pada laga kedua Grup B SEA Games 2017 di
Stadion Shah Alam, Selangor, Kamis (17/8/2017), melakukan kesalahan fatal di
pinggir lapangan bagian tengah. Jauh dari membahayakan gawang. Masuk di menit
terakhir babak pertama menggantikan Feby Eka Putra, Ia menyikut pemain Thailand dan berbuah kartu
merah. Memang dalam tayangan ulang, Saddil dihajar punggungnya pakai lutut dari
belakang. Merasa tak terima diperlakukan seperti itu, Ia menyikut dan ketahuan,
oleh wasit dan pembantu wasit. Pemain Thailand itu pun melakukan akting yang baik,
sehingga wasit meng-kartu merah untuk Saddil. Kalau bukan dalam tujuan agar
wasit mengeluarkan kartu, saya yakin pemain Thailand itu tak mendramatisir
keadaan seolah-olah ia cedera berat. Akting yang menjijikan bagi kita dan manis
bagi mereka.
Jika memang Saddil
merasa dicurangi dari belakang, kenapa Ia tak melakukan seperti apa yang
dilakukan pemain Thailand itu agar wasit tahu Ia dicurangi? ( Meski saya sangat
tidak setuju dengan cara itu, pemain yang over acting dalam memprovokasi lawan
dan mencuri perhatian wasit ). Menyikut dengan gerakan disengaja dengan tidak
disengaja, tentu bisa kita amati dan bisa kita pilah. Apalagi kita bisa melihat
tayangan ulang setiap gerakan yang dilakukan oleh pemain.
Timnas U-18 Piala AFF 2017, Myanmar 4 - 17 Maret |
Di babak pertama, Timnas sudah bermain sangat baik di
atas permainan tim Thailand dan menguasai jalannya pertandingan. Kantaphat Manpati, kiper Thailand
menjadi pahlawan bagi timnya. Ia melakukan banyak penyelamatan dari serangan
Timnas di babak pertama dan babak kedua yang meski hanya dengan 10 pemian. Ia menepis
tiga tendangan saat adu penalti.
Berandai-andai,
jika tidak ada kartu merah bodoh itu, dan Timnas tetap bermain dengan pemain
full, sangat mungkin bisa memanangkan pertandingan. Bukan tanpa alasan, Timnas
bermain baik di babak pertama, dan di babak kedua, serangan baliknya lebih
sering mengancam gawang Thailand dibanding serangan Thailand ke Timnas. Tim
Thailand tampak frustasi dalam mengurung gawang Timnas dan ketakutan akan
serangan balik yang membahayakan.
Dalam sepak bola, bermain
baik belum tentu menang. Sering, tim yang penguasaan bola-nya kalah, malah yang
memenangkan pertandingan. Dan hal yang biasa mengenai kalah dan menang, karena
harus ada yang kalah. Tetapi pemain yang melakukan tindakan bodoh yang
sebenarnya tahu itu tindakan yang bisa berakibat fatal, tetapi tetap dilakukan,
itu harus diperingatkan dengan keras. Coret saja dari tim, beri efek jera dan
yang lebih utama memberi efek jera pada pemain lain agar tidak melakukan
tindakan bodoh yang lain.
Juga, tak perlu
memprotes wasit terlalu keras, karena jika wasit sudah terlanjur meniup
peluitnya, tak mungkin lagi Ia menunda keputusan yang telah dikeluarkan lewat
bunyi peluitnya. Toh wasit juga akan memberi kompensasi lain jika merasa keputusannya
pada tim kurang pas.
Dan hal lain yang sangat
perlu dihindari adalah berakting kram, berakting cedera yang perlu digotong,
menunda-nunda waktu jika sudah menang di sisa waktu yang tinggal sedikit. Bagaimana
seorang pemain yang hanya disenggol sedikit saja jatuh terguling-guling atau penjaga
gawang yang berpura-pura sakit tersenggol pemain lawan saat timnya sudah menang
diakhir waktu adalah sangat menjijikan. Bermain bagus, enak ditonton dengan
sportifitas yang tinggi akan lebih menghibur dan mendapat simpati.
Dan, kartu merah
bodoh itu, menjijikan dan jangan pakai pemain yang sperti itu. Coret dari tim. Masih
banyak sekali talenta-talenta lain yang bisa dibina agar tidak menjadi pemain
yang menjijikan.
15 Sept 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar