Semua orang yang punya rasa perikemanusiaan pasti tidak akan
tega berlama-lama melihat kejadian yang terjadi di Myanmar. Sebuah genosida. Pembantain,
pembakaran tempat tinggal, pengucilan, pembunuhan warga sipil, pembunuhan pada
anak-anak, ibu-ibu, kakek-kakek, nene-nenek, bapak-bapak. Semua nampak dilakoni
oleh orang di sana dengan tanpa merasa perlu bersalah dan merasa untuk segera
dihentikan. Di sebuah wilayah Rakhine itula kebanyakan penduduk bergama Islam
tinggal. Sebuah wilayah yang sebenarnya mereka bisa hidup tenang menjalani
hidup jika pemerintah Myanmar mau melindunginya dari serangan kaum yang merasa
lebih superior.
Saya tidak percaya jika ada sebuah agama yang mengajarkan
pembunuhan dan pembantaian terhadap sesama manusia. Bahkan kita ketahui,
membunuh hewan untuk kita makan pun di ajaran semua agama ( saya kira ) ada
adab dan tata aturan yang harus ditaati meskipun satu sama lain berbeda. Jika seorang
Bhiksu Budha dengan sengaja membiarkan pembantaian dan pembunuhan apalagi juga
ikut aktif, saya pikir ke-Bhiksu-annya telah gugur dan tak pantas lagi disebut
Bhiksu, jabatan suci di agama Budha. Membiarkan sesama manusia mati perlahan,
kelaparan, tak punya tempat tinggal karena rumah-rumahnya dibakar dengan
sengaja, itu bukan perilaku manusia. Bahkan orang yang tak beragama pun, tak
akan melakukan hal seperti itu. Tapi, ini dilakukan oleh umat Budha di Myanmar
dan banyak Bhiksu yang ikut terlibat di dalam pembunuhan masal itu.
Begitu mengerikan melihat foto-foto dan video-video perilaku
manusia yang merasa bangga memperlakukan sesama manusia dengan cara yang sangat
sulit dipercaya. Sebuah cara yang saya yakin tidak diajarkan dalam kitab suci
agama manapun. Agama harusnya menciptakan kedamaian sesama manusia dan hidup
berdampingan dengan saling tolong menolong. Jika terjadi peristiwa tragedi kemanusiaan
seperti di Myanmar itu terus berlanjut, apakah karena ada begitu banyak oknum
pemeluk agama yang menyimpang dan berbuat sesuka hati keluar dari esensi ajaran
agamanya dengan mengatas namakan agama yang dipeluknya.
Emosi seseorang sering membuat seseorang merasa lebih
superior dan merasa harus menguasai orang kain, golongan lain, kaum lain dan
menjadi penguasanya. Jika emosi itu terkumpul pada suatu kelompok yang punya
tujuan yang sama, apalagi jika dilandasi agama atau kepercayaan, keyakinan
untuk menguasai kelompok lain dan melemahkannya, akan semakin berlipat. Memusnahkannya
seperti menjadi tujuan yang harus segera dilakukan.
Konflik sesama manusia yang dilandasi kepercayaan bathin (
agama ) akan rumit dan seperti tak ada
akhirnya. Hati manusia jika sudah merasa membela kebenaran, dan mati ketika
membela agamanya diyakini sebagai hal terbaik, menjadi sulit mencegahnya untuk
tidak berbuat sesuatu yang akan menimbulkan konflik berkepanjangan. Karena ketakutan
akan sebuah kematian sudah hilang pada diri mereka.
Orang semacam Bhikku Ashin Wirathu (U Wirathu) beserta
pengikutnya, yang di Myanmar sendiri dikenal sebagai Bhikku yang kontroversial,
mestinya diredam oleh pemerintah Myanmar dan jangan dibiarkan terus menerus
memprovokasi kaumnya untuk melenyapkan kaum Muslim. Karena pasti Bhikku U
Wirathu telah melenceng dari ajaran agama Budha yang dikenal pengasih sesama.
Dan, Aung San Suu Kyi, menjadi sangat tidak pantas sebagai
orang yang menerima penghargaan Nobel Perdamian. Seorang yang dulu disebut
sebagai pejuang demokrasi di negaranya dan seolah diakui dunia, kini saat menjabat
sebagai pemimpin, lupa akan kemanuisaan dan membiarkan genosida terjadi di
depan ranjang tidurnya. Aung San Suu Kyi tak memperjuangkan nilai kemanusiaan. Apa
yang dilakukan hanya untuk diri sendiri. Seorang munafik yang tak pantas untuk
di catat pada buku peraih Nobel.
Sebagai seorang Muslim saya sangat sedih dan marah terhadap
apa yang terjadi di Rakhine, Myanmar sana. Dan saya berdoa semoga segera
terselesaikan dan tak lagi menambah korban jiwa, dan umat Islam di Indonesia
tetap tidak terprovokasi sehingga umat Budha di sini tetap tenang dan aman. Beruntungnya
umat Budha di Indonesia, kaum minoritas yang dilindungi hak-haknya dan di
hormati keberadaanya. Sangat tidak beruntungya Umat Islam di Rakhine yang terus
menerus di siksa dengan sangat tidak manusiawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar