Selalu saja aku terpesona dengan jalan yang dilewati saban
hari.
Tak dihitung berapa kalinya. Tak sempat. Terasa tak perlu.
Jalan yang sama yang selalu dilewati, kadang menggugah hati. Mengenang dan
membaca.
Ada yang banyak kurang pas pada saat tertentu, dan
mengingatnya sekedar untuk tidak terjerembab jatuh terlempar.
Kadang gelap dan hujan lebat mengantar pada lubang yang
semestinya terhindar. Atau sering juga terpaksa menerabas kebimbangan dan
berkelit cepat mencari selamat.
Masih di jalan yang sama. Jalan yang bermuara satu, jalan
yang di tengah bercabang-cabang, bermarka-marka. Petunjuk-petunjuk masih
berdiri dingin di tepi jalan, menjelang persimpangan. Kadang terabaikan, kadang
segaja terlupakan.
Malam atau dini pagi bersiap untuk pagi berangkat, pada
jalan yang sama untuk melewati. Sampai pada titik sampai dan tak lagi bisa
berangkat. Mati.
Maret 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar