Seandainya dan mungkin itu dua
buah kata yang mudah untuk di kembangkan ke berbagai arah. Berbagai bahasan
bisa saja mengarah ke sesuatu yang sebelumnya tidak terduga. Melenceng dari
awal bahasan. Bisa saja mengarah pada sesuatu hal yang lebih mengasyikan, lebih
menakjubkan, inspiratif atau bisa saja malah mengarah pada hal yang menjemukan
dan tidak berkembang menjadi sebuah bahasan yang mengasyikan. Seperti para
pelawak di panggung yang pandai berimprofisasi sahut menyahut, sambung
menyambung yang meletupkan sebuah kejutan yang melahirkan tawa segar yang
sebelumnya tak terduga.
Coba, seandainya ( 1 ) besok
tanggal 12 Desember 2016, aksi menuntut Ahok, Gubernur DKI yang tersangka
penistaan agama yang diberi label Aksi Bela Islam III, berjalan damai, santun,
tanpa kerusushan, tanpa sampah berserakan dan tanpa korban jiwa seperti pada aksi tanggal 4 November 2016, pokoknya semua berjalan indah dan Islami. Tapi,
apa yang diharapkan oleh para peng-aksi, tidak dipenuhi oleh pemerintah yang
sedang berkuasa, berkesan mengulur waktu sambil mencari berita (booming) lain
agar masalah Ahok terlupakan. Seandaianya begitu apa yang terjadi?
Maka ini akan melahirkan berbagai
macam mungkin. Mungkin akan ada aksi lagi yang dengan cara lain. Mungkin ada
cara lain yang lebih halus atau bahkan lebih kasar agar tuntutannya terpenuhi. Mungkin
warga DKI yang punya hak pilih banyak yang tadinya mendukung Ahok berbalik
menjadi pendukung calon lain. Jika demikian, menjadi sebuah mungkin bagi
Pasangan Agus-Sylviana dan Anis-Sandiaga merubah strategi ‘menampung’ suara
Ahok yang keluar karena Aksi Bela Islam III. Mungkin itu menjadi berbenturan bagi
dua pasangan yang menyikapi mungkin yang
sangat dinamis. Berbagai cara dan strategi untuk menghadapi berbagai
kemungkinan yang terus menerus bergerak liar mungkin sudah disiapkan dengan
mungkin-mungkin yang lain yang mungkin timbul.
Mungkin penguasa menyiapkan
strategi lain agar kekuasaan dan kekuatan pemerintah tetap tegak berdiri. Atau mungkin,
sekarang pun mereka sedang menimbang-menimbang langkah apa yang harus dilakukan
sekarang sampai besok pagi, sampai lusa, sampai benar-benar bisa terkendali. Mungkin
ada strategi ‘pengamanan khusus’ pada seseorang atau pada kelompok tertentu agar
tidak menjadi sebuah gerakan yang meluas ke seluruh wilayah Indonesia dan
kekuasaan pemerintah tetap tegak sampai habis masa kontraknya. Segala kemungkinan
di catat, di jejer dan dihitung kemungkinan-kemungkinan terbesar yang mungkin
timbul dengan segala akibat dari berbagai mungkin yang bercabang-cabang.
Mungkin pembela dan pendukung
Ahok terus berkelit sambil mencari kekuatan baru. Mungkin yang berkepentingan
dengan politik dan kekuasaan “melaui” Ahok terus menggalang masa dan mencari
cara agar Ahok bisa maju dalam Pilgub DKI tahun 2017. Dan tentu berusaha sekuat
mungkin agar perolehan suaranya melebihi 50% agar tak perlu ada pemilihan
kedua. Dan jika Ahok sampai terpilih jadi Gubernur di Pilkada Februari 2017
nanti. Dan mungkin saja kemudian kawan dekat politiknya malah berbalik arah berusaha
agar Ahok jadi dipenjara. Dan jika sampai Ahok dipenjara, tentu wakilnya yang
naik jadi Gubernur dan kursi wakilnya jadi rebutan. Dan yang merasa partai besar pasti tunjuk jari secepat mungkin agar
kadernya duduk di kursi yang ditinggal naik. Mungkin sekarang sudah ada yang
mempola skenario semacam itu.
Itu mungkin dari seandainya ( 1 ),
yang masih banyak sekali mungkin yang lain yang belum tertulis di sini.
Coba, seandainya ( 2 ), aksi terjadi chaos, rusuh, terjadi adu fisik dan timbul korban jiwa. Meski umat
Islam menjaganya agar tetap damai, tenang, dan tertib. Pihak-pihak yang
menginginkan terjadi kerusuhan bisa saja memancing masa, dengan berbagai cara :
menyebar isu, berita hoax, memprovokasi dll.
Akan banyak lagi melahirkan
mungkin. Peristiwa 98 bisa terjadi, benturan SARA mungkin bisa saja terjadi dan
meluas menjadi kekacauan yang melebar. Dan yang paling menakutkan adalah sebuah
gerakan yang mengancam keutuhan NKRI. Dan sangat mungkin keutuhan NKRI yang
ber-Bhineka Tunggal Ika terancam. Nah, untuk mencegah ini, rupanya pemerintah
sudah menyadari, salah satunya pada upacara Bhineka Tunggal Ika, di tekankan
tentang kebhinekaan yang ada di negeri kita tercinta. Di kota saya pun diadakan
upacara itu. Dan, elite-elite politik pun terus berkomunikasi, mencari titik
temu yang tepat untuk meredam segala penjuru kepentingan yang terus berdesakan.
Coba, seandainya ( 3 ), aksi berhasil mendesak pemerintah memenjarakan Ahok. Dan Ahok dipenjara.
Apa mungkin pendukungnya Ahok
berdiam diri menerima keputusan. Mungkin sekali mereka mencari cara lain agar
sosok Ahok-Ahok lain lahir agar pintu kepentingannya terbuka
untuk kelompoknya. Dan para pengacara berlomba membelanya mencuri perhatian
para ‘orang bermasalah’ dan sekaligus
mendapat upah. Karena membela kasus berat akan membuat pengacara berkibar dan
menjadi pilihan bagi orang-orang yang bermasalah dengan hukum.
Coba, seandainya ( 4 ), aksi rusuh tapi tuntutannya tidak terpenuhi dan Ahok tetap melenggang dalam PilGub
dan jadi.
Mungkin akan ada aksi lebih besar
lagi, atau mungkin para peng-aksi kemudian lelah dan menurun rasa kepeduliannya
untuk beraksi.
Coba, seandainya ( 5 ), Ahok
mundur dari calon gubernur dengan syarat tidak lanjutkan permasalahan tuduhan
penistaan agama.
Mungkin ada pihak yang menerima,
mungkin saja ada pihak yang ingin tetap dituntut sesuai hukum yang berlaku, dan
mungkin ada juga ingin Ahok di hukum sesuai keinginannya tanpa mengindahkan
hukum yang berlaku.
Coba, seandainya ( 6 ), Ahok
mundur dan menjadi pendukung aktif salah satu pasangan pesaingnya.
Mungkin, pihak yang didukung Ahok
bisa bertambah suarnaya. Atau mungkin bisa saja malah membuat pendukung
setianya malah pindah mendukung.
Coba, seandianya ( 7 ), ada pihak
luar negeri yang berkeinginan Indonesia rusuh, berhasil menjadikan aksi besok
menjadi gerbang untuk masuk bagi kepentingannya.
Coba, seandainya ( 8 ), pihak
yang menerima maaf Ahok dan tidak dilanjutkan perkaranya dengan pihak yang
menuntut Ahok dipenjara bertemu dan berdebat.
Mungkin, ....
Berganti seandainya, maka akan merubah mungkin. Karena seandainya, pintu masuk untuk berbagai mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar