Saya tak tertarik dengan hasil yang diinginkan dari seorang perempuan
muda dengan sepatu berhak tinggi, mungkin tujuh centimeter. Mungkin ini sedikit
menyakitkan jika perempuan itu tahu kalau memakai sepatu hak tinggi-nya
ternyata tak membuat semua orang memperhatikan. Sebuah keinginan mesti harus
mengorbankan keinginan lainnya. Berkeinginan untuk tampil modis, cantik,
menawan dan anggun dengan sepatu hak tinggi pasti akan mengorbankan bagian tubuh
lain yang harus bersusah payah menyesuaikan kondisi yang tak biasanya dalam
keseharian. Sekujur kaki tentu tak nyaman, pinggang mungkin juga tak nyaman,
dan yang lain yang saya tak tahu karena belum pernah mencobanya. Saya kira
sudah setengah hari lebih perempuan muda itu, bersusah payah berjalan agar
terjaga keseimbangan, menata setiap langkah agar tak ada sedikit pun benda yang
bisa terantuk. Beridiri tegak agar badan tampak lurus, menjaga posisi kepala
dan dagu. Karena sepasang sepatu berhak tinggi, seluruh bagian tubuh harus
menyesuaikan, berkompromi dengan hal yang dalam keseharian tak dialami. Saya seperti
merasakan sendiri ketidaknyamanan itu, padahal mungkin saja Ia nyaman-nyaman
saja.
Sebagian besar wanita memang ingin selalu tampil anggun, cantik,
mempesona dan modis. Model pakaian, model rambut, cara berlipstik, bentuk
anting, model tas dan berbagai macam pernak-pernik menggiring kaum hawa untuk memakainya. Seolah apa yang ada kurang
sempurna jika tak ditambahi hiasan lain. Kadang nampak dipaksakan, karena tak
semua orang pantas dengan mode tertentu yang sedang ngetren, akibatnya bukannya
tampak apik malah amburadul dan tak sedap dipandang. Dan lebih parah lagi,
meski tidak pas dan menyiksa tubuh, demi untuk tidak disebut ketinggalan jaman
dan tak tahu mode, tetap saja dengan pe-de-nya berusaha ditampilkan dengan
sekuat tenaga dan sepenuh perasaan.
Seorang wanita yang ayu, meskipun berdandan sederhana, tetap saja tampak
anggun dan tak juga timbul di pikiran si pelihat untuk berandai-andai jika
ditambahi aksesoris atau di dandani dengan model tertentu. Seorang model yang
memamerkan mode pakaian, serba-serbi bahan dan alat kecantikan atau apapun yang
ingin di tawarkan untuk agar ditiru orang lain, tentu di ukur dulu kepatutan
dan kepantasan bentuk tubuh, bentuk wajah, jenis rambut, bentuk bibir, bentuk
mata, segala macam yang berkaitan dengan penampilan. Orang yang memilih model
pun, mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang dunianya. Jika ada orang yang
bentuk badan secara umum berbeda dengan model yang ‘menawarkan’ pakaian dan
segala aksesorisnya, tetap memaksa memakainya demi menjadi hal yang percuma dan
sia-sia. Dan anehnya, kita sering melihatnya, sebuah pemaksaan mode yang
berbuah kelucuan terbungkus rasa belas kasihan.
Tak terhitungkan biaya yang harus dikeluarkan untuk menjaga penampilan.
Begitu banyak orang hidup dengan memanfaatkan rasa keinginan wanita untuk
tampil cantik, ayu, anggun dan modis. Berdandan
semaksimal seperti hampir-hampir tak mempercayai kalau Tuhan telah memberikan
yang sempurna dan tak perlu di ‘obrak-abrik’ demi sebuah penampilan agar tampak
apik di mata orang lain. Dan orang-orang yang jeli, memanfaatkannya untuk sebagai
tambang uang yang tak pernah berhenti mengalir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar