Ada dua
kemungkinan, mungkin ya mungkin tidak. Mungkin itu sifatnya tegas, tidak ada
setengah mungkin ya atau setengah mungkin tidak. ‘Mungkin’ itu yang membuat
orang ragu untuk membuat keputusan, karena mungkin hanya akan terbukti di
kemudian hari yang kita tidak bisa memprediksi secara pasti. Mungkin berada dan
selalu ada disetiap waktu kita. Kita ditempatkan pada satu garis yang dikedua
sisinya sebuah ruang dan waktu untuk di kemudian hari, tentang baik untuk
kita atau tidak baik untuk kita, dan berlanjut apakah baik selanjutnya atau
tidak baik selanjutnya. Bisa saja hanya baik sesaat tapi kemudian menjadi tidak
baik dikemudian hari atau sebaliknya.
Bisa saja kita
merasa suatu saat kita merasa punya keputusan yang terbaik, tetapi kemudian
keputusan itu menjadi sangat tidak baik setelah perjalanan waktu. Sebuah keputusan orang lain yang
berakibat tidak baik saat ini, mungkin saja akan
menjadi sebuah keputusan yang mengantarkan kita
menjadi baik dan nyaman di masa
yang lain. Kadang sering kita
menyesali dan meratapi keadaan yang sedang kita alami, padahal mngkin saja keadaan
itu sebuah bagian dari jalan yang harus kita lewati untuk menuju sebuah keadaan
yang amat baik. Atau kita merasa beruntung sekali sampai terlena dan lupa
daratan tapi kemudian kita terjerembab pada keadaan yang menyengsarakan hati
dan pikiran di kemudian hari. ‘Mungkin’ itu sebuah misteri yang menutupi
seluruh yang akan terjadi di masa yang belum kita ketahui sampai batas kapan.
Ada
kemungkinan yang dibungkus dengan angka-angka statistik dan ilmiah untuk
memprediksi kemungkinan yang akan terjadi dengan berbagai alternatif untuk
mencari kemungkinan resiko terkecil yang mungkin bisa dipilih. Bentuk itupun
sebuah kemungkinan yang tak bisa menjadi acuan yang bisa diyakini seratus
persen akan tepat. Sebuah Probabilitas dengan angka-angka agar bisa diterima
oleh kaum intelek yang mengedepankan angka-angka matematis.
Insting
kadang sering digunakan untuk mengambil keputusan pada saat yang diperlukan
waktu yang cepat untuk mengambil keputusan. Kemungkinan terburuk dan
kemungkinan terbaik dibaca dengan insting tanpa perlu repot-repot membanding
angka-angka simbol statistik dengan berbagia sampling.
mungkin
saja …………
berbaiksangkalah
pada Gusti Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar