Seharusnya aku telah memutuskan untuk memakai jas hujan dari rumah.
Gerimis kecil membikin ragu karena berharap akan reda dan benar-benar tidak
gerimis sampai kantor. Sengaja laju motor kubawa dengan kecepatan sedang. Aku selalu
saja sangat tertarik dengan gerimis. Sekira empat kilo perjalanan aku kenakan
jas hujan. Melaju lagi bercengkerama dengan gerimis. Berharap sinar mentari
pagi muncul setelah semalaman sampai pagi terkepung gerimis yang terus menerus
membawa dingin. Sinar matahari pagi setelah gerimis pagi sangat mengasyikan. Sayang
Ia tak muncul.
Sungai di sebelah jalan yang sempat aku lewati mengalirkan begitu banyak
air keruh. Air keruh yang berbondong-bondong ke laut untuk mengganti warnanya
menjadi biru. Setiap saat ribuan manusia telah begitu tega merusak tanah dan
alam hingga hampir tak kudapati air hujan yang mengalir pada sungai dengan tidak
keruh. Sepanjang jalan, berpapasan dan berjalan satu arah dengan ribuan orang
dengan kesibukan mencari segala yang ingin dibutuhkan dan diidamkan.
Jika sore ini gerimis lagi, aku
akan mengarunginya. Hallo gerimis..
Fenomena PILPRES, temuan KPU!
BalasHapusAda s'org cwek cntik pake rok mini naik angkot. Dg banggany dia memamerkn tatto ABURIZAL BAKRIE & PRABOWO SUBIANTO dipaha knan & kiriny. Yanto yg lugu duduk didpnnya mlihat lurus ke sela2 paha si cwe tsb.
Sambil mngerutkan dahi, si cwek brkata : "Ngapain elu plototin trs paha gue?"
Dg kalem yanto jwb : "Maaf mbak, apakah yg brewok ditengah itu SURYA PALOH?"
Bukan main malunya cwek tsb, rupany dia lupa pake celana dalam/tej